loading...
KINI, PEKERJA CINA SEMAKIN BERNAPAS LEGA DI BUMI PERTIWI INI



Oleh: Moh Ilyas

JUMAT pekan lalu, sebuah helikopter jatuh di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah. Dalam insiden itu, seorang karyawan yang hendak masuk kerja tewas akibat dikena sebilah baling-baling helikopter tersebut.

Insiden ini cukup menyedot perhatian publik. Tapi bukan hanya karena ia meninggalkan duka, tetapi karena dari insiden ini diketahui bahwa kabar serbuan pekerja Cina ke negeri ini bukan isapan jempol belaka.

Dalam insiden ini diketahui jika helikopter dengan kode lambung PK-WSX dengan operator Whitesky itu mengangkut setidaknya enam warga negara Cina, yaitu Xi Laiwang, Guan Kejiang, Yang Xun, Zhao Yipu, Du Yifei, dan Du Gui. Mereka hendak meninjau area pertambangan di kawasan IMIP.

Dari peristiwa akhirnya juga terungkap bahwa Manajemen PT IMIP, perusahaan yang menyewa helikopter tersebut, menyatakan mereka mempekerjakan sekitar 3.000 warga Cina

PT IMIP sendiri merupakan perusahaan pengelola kawasan industri pertambangan, khususnya bahan mineral nikel. Pemegang saham terbesar PT IMIP adalah Shanghai Decent Investment (Group) 49,69%, diikuti PT Sulawesi Mining Investment 25%, dan PT Bintang Delapan Investama 25,31%.

Undang-Undang Pun Ditabrak

Kenapa pekerja asing khususnya yang berasal dari Cina begitu marak di Indonesia? Alasannya karena pemerintah seperti acuh tak acuh dan bahkan terkesan membiarkan keberadaan mereka, bahkan meskipun itu melanggar Undang-Undang sekalipun.

Ini bisa dilihat dari banyaknya pekerja Cina yang bekerja sebagai tenaga buruh kasar di perusahaan-perusahaan Indonesia. Padahal dalam UU Ketenagakerjaan di pasal 42 mengatur bahwa tenaga kerja asing (TKA) hanya bisa bekerja di Indonesia sebagai tenaga ahli.

Salah satu contoh di Desa Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Di Konawe, buruh kasar pun berasal dari mancanegara. Jumlahnya bahkan ribuan.

Di sejumlah area sekitar Kawasan Industri Konawe saat sore, ketika jam pulang kerja, serasa satu perkampungan yang berada di Tiongkok. Di warung-warung orang bercakap Mandarin. Pun demikian halnya di pasar, orang tawar-menawar dalam bahasa Mandarin.

Data yang disebutkan perangkat Desa Morosi, tercatat 1.913 warga negara asing (WNA) yang bekerja di kawasan industri itu. Mayoritas bekerja di proyek smelter nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI). Mereka tinggal di barak penampungan dalam kawasan proyek penanaman modal asing asal Tiongkok tersebut. Sebagai catatan, pembangunan smelter itu menelan dana lebih dari Rp 62 triliun.

Anehnya, jika dikroscek dengan data imigrasi Sulawesi Tenggara, jumlah TKA yang terdaftar sangat sedikit. Catatan pihak imigrasi menunjukkan, hanya 609 WNA yang bekerja di perusahaan tersebut. Sementara itu, pihak dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi (disnakertrans) setempat mengatakan, ada 739 TKA yang bekerja di seluruh Sultra. Artinya, ada begitu banyak TKA yang belum terdaftar. Mereka hampir pasti menjadi TKA ilegal.

Selain itu, dari data yang dilansir Jawapos (2/1/2017) juga terungkap bahwa TKA yang bekerja di kawasan tersebut lebih banyak daripada pekerja Indonesia. Perbandingan pekerja Indonesia dengan Tiongkok 1:3. Pekerja asing yang tidak tercatat itu dipastikan sebagai tenaga kerja kasar. Mereka menduduki posisi di level bawah, buruh. Mereka biasanya kabur saat ada operasi imigrasi dan ketenagakerjaan. Karena itu, penertiban terhadap mereka sulit untuk dilakukan. Imbalan mereka pun lebih besar daripada penduduk lokal yang bekerja di posisi yang sama.

Ke depan, kondisi ini dimungkinkan akan makin menyudutkan anak anak-anak bangsa ini. Dengan kata lain, Tenaga Kerja Asing (TKA) terutama asal Cina akan semakin menjamur, dan hal itu secara otomatis dapat berdampak pada makin banyaknya pengangguran anak-anak negeri ini. Apalagi setelah Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Perpres ini dianggap sebagai cara Jokowi dalam mempermudah tenaga kerja asing (TKA) masuk ke Indonesia. Jika demikian yang terjadi dapat dipastikan TKA, khususnya asal Cina yang menjamur di Indonesia, semakin bisa bernapas lega di bumi pertiwi ini. Wallahu a'lamu bi al-shawab.

Bintara, 23 April 2018



PAK JOKOWI PRESIDEN TERBAIK

Pak Jokowi Presiden Terbaik;
# demi memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia beliau mengimpor beras, garam dan kebutuhan pangan lainnya agar rakyat jangan sampai kelaparan;

# Rakyat tak perlu buat garam sendiri, atau pun bertanam padi atau komoditas lainnya sendiri agar rakyatnya tidak capek , toh semua dapat di import oleh pak Jokowi.

# Agar rakyat tidak capek Rakyat indonesia tidak usah bekerja apalagi sampai menjadi buruh atau pekerja kasar untuk itu pak Jokowi sudah mengimpor tenaga kerja hingga level buruh dari Cina

# Beliau pun sudah memikirkan dan menyiapkan aturan agar mempermudah tenaga asing di Indonesia

# Kalaupun mau cari uang, rakyat cukup jadi driver online saja itukan pekerjaan menyenangkan bisa keliling keliling kota/desa dan sekaligus dapat uang

# Maka sudah sepantasnya kita memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada beliau dan sebagai UCAPAN TERIMAKASIH kita kepada beliau maka kita sebagai rakyat indonesia tidak usah membebani beliau dengan tugas yang berat yang menguras tenaga pikiran dan emosi.

# Untuk itu kita dukung saja beliau bertugas hingga akhir satu periode saja , agar beliau bisa beristirahat dengan tenang dan bahagia bersama keluarga dan anak cucu beliau.

# Mari kita ikhlaskan beliau kembali ke kampung halaman beliau di Solo

# Terimakasih Pak Jokowi
#2019GantiPresiden
#2019GantiSistem




Muhammad SALEH

*#Anggota TNl AU diMedan.. di sekap dan dipukul Orang China .. ???*

MEDAN, TOPKOTA.com – Seorang anggota TNI AU Pelda Muhamad Chalik (45) yang bertugas di Dinas Logistik (Dislog) Lanud Soewondo Medan jadi korban penyekapan dan penganiayaan seorang pengusaha servis dan rental Play Station, Minggu (23/9) sekira pukul 20.15 Wib.

Akibat kejadian penyekapan dan penganiayaan ini korban harus dilarikan ke Rumah Sakit Putri Hijau Medan untuk mendapatkan perawatan intensif.

Kejadian bermula pada saat anak korban mengantarkan Play Station miliknya untuk diservis karena mengalami kerusakan ke toko milik pelaku Jhoni (34) warga Desa Rengas Pulau kecamatan Medan Marelan Lingkungan 06 Mo 62 yang terletak di Jalan Besar Brigjen Hamid. Sesampainya disana anak korbanpun menyerahkan play station itu kepada pelaku dengan tanda terima dan pada saat itu belum ditentukan berapa biaya servisnya dikarenakan harus di cek dan diperiksa terlebih dahulu kerusakannya.

Beberapa jam kemudian anak korban mendapat telepon dari pemilik toko (pelaku) bahwa play station itu rusak dan biaya perawatannya dinilai terlalu mahal, oleh anak korban akhirnya anak korban langsung mendatangi toko servis play station tersebut dengan maksud membatalkan servis dan sekaligus mengambil kembali play station miliknya.

Namun alangkah terkejutnya nya anak korban ketika ingin mengambil play station miliknya yang tak jadi diservis itu dikenakan biaya Rp.100,000, merasa servis tak jadi dilakukan dan tak cukup membawa uang anak korbanpun pulang kerumahnya dan memberitahukan permasalahan ini pada korban.

Selanjutnya korban mendatangi toko tersebut dan menanyakan pada Jhoni kenapa play station milik anaknya yang belum sempat direparasi dikenakan dana sebesar seratus ribu rupiah. Namun karyawan servis mengatakan bahwa uang itu untuk biaya kwitansi dan biaya checkin trouble. Tak terima akan yang dikatakan oleh pegawai toko, korban pun protes.

Pelaku pengusaha Play Station

Pada saat itulah pelaku Joni bersama seorang temanya Indra Jaya (38) warga Desa Sibirik-birik Gunung Tinggi Kabupaten Deli Serdang langsung menyekap korban ke dalam ruko miliknya dan tak mengizinkan korban untuk pulang ke rumah sambil memukulkan stik baseball dan sebatang besi kearah pinggang belakang dan kepala korban.

Hantaman besi dan stik baseball terdengar keras, darah kental berasal dari kepala korban langsung berceceran ke lantai dan sebagian membasahi dada dan baju korban. Pada saat itu ada seorang wanita keturunan etnis Tionghoa (kekasih pelaku) yang mengatakan untuk menghabisi korban. “Habisi saja, kasi mati,” ucap wanita yang diketahui juga sebagai kasir di toko milik pelaku.

Menjadi korban penganiayaan, korban langsung mengontak rekan-rekannya sesama TNI AU. Selang beberapa waktu, akhirnya anggota TNI AU bersama Polisi Militer AU Lanud Soewondo langsung meluncur ke lokasi dan berhasil membebaskan korban dan sekaligus mengamankan kedua pelaku berikut barang bukti berupa 1 stik baseball yang digunakan oleh salah seorang pelaku untuk memukuli korban hingga babak belur.

Selanjutnya kedua pelaku dan barang bukti tersebut diboyong ke Markas Satuan Polisi Militer AU untuk diperiksa.

Muhammad Chalik saat di wawancarai pada saat membuat laporan di Satpom AU Lanud Soewondo (23/9) pukul 23.30 Wib mengatakan kalau dirinya dipukulin oleh kedua pelaku lantaran ia tidak mau membayar uang kwitansi dan uang checkin.

“Anakku servis play station di toko si Joni (etnis Tionghoa) pada saat diantar ke sana karyawan toko belum bisa memastikan kerusakan dan biaya reparasinya, sehingga hanya diberikan tanda terima barang dan akan dikabarin besar biayanya. Lalu pada saat dikasi tahu jumlah biaya reparasinya ternyata sangat mahal, hingga anak saya tidak jadi memperbaikinya dan langsung mengambil mainannya itu,” jelas Muhammad Chalik.

Hasan (47) warga Jalan Besar Deli tua yang berprofesi sebagai penarik betor yang menyaksikan kejadian itu mengatakan bahwa pada saat TNI AU datang untuk membebaskan korban dari sekapan pihak Toko Play station sempat melakukan perlawanan dengan melempari TNI AU dengan menggunakan batu martil dan obeng.

“Sewaktu datang orang tentara itu ,Cina itu melempari orang itu (TNI AU ) dengan martil, batu dan obeng bang. Ngeri kali lah pokoknya bang, kok berani orang mata sipit itu sama aparat ya,” ucap Hasan dengan logat bataknya.

Menurut informasi yang dihimpun wartawan di POM AU menyebutkan bahwa rencananya pelaku akan diserahkan ke Polrestabes Medan untuk proses hukum selanjutnya.

Dansatpom AU Lanud Soewondo Mayor Pom I gede Eka Santika ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian penganiayaan yang menimpa seorang anggota TNI AU yang bertugas di Dinas Logistik Lanud Soewondo Medan. “Benar ada kita amankan dua orang pelaku penyekapan dan penganiayaan seorang anggota TNI AU yang bernama Pelda Muhamaad Chalik yang berdinas di Dinas logistik. Kejadian tersebut gara-gara servis play station yang tak jadi namun dikenakan biaya seratus ribu, kemudian korban datang ke toko tersebut namun malah jadi korban penyekapan dan pemukulan oleh kedua pelaku jelas,” I Gede Eka Santika.

Lanjutnya lagi, korban dipukul dengan menggunakan besi dan stik baseball hingga mengalami luka cukup serius di sekitar kepala dan pinggang bagian belakang hingga harus dirawat secara intensif di Rumah Sakit Putri Hijau Medan. “Kedua pelaku telah kita amankan berikut barang bukti stik baseball dan saat ini kami sedang mencari barang bukti lainya dan akan kami limpahkan ke Polrestabes Medan dan ada anggota kita yang bernama Prada Zulfadli anggota POM yang ditusuk obeng pada paha kanannya,” pungkas Mayor I Gede Eka Santika. (Ayu)



0 comments:

Post a Comment

 
Top