loading...

PULANGLAH BULAN DEPAN



Ketika para pemuja Jokowi menuduh Prabowo sebagai orang yg haus untuk berkuasa, sementara mereka lupa dan menutup mata, bahwa Jokowilah yang gila akan kuasa dan tidak mau berpisah dengan kekuasaanya.

Buktinya, Sampai detik ini, dia tidak juga Cuti sebagai pejabat negara. Dia menikmati manisnya gula gula istana beserta seluruh pernak perniknya.

Kalau Jokowi tidak haus akan kekuasaan . Maka dia akan meninggalkan statusnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kemudian bertanding dalam kancah demokrasi, secara fair, elegant dan penuh semangat kompetisi yang positive. Soal kalah atau tidak terpilih lagi, itu urusan nanti.

Berbagai alasan bisa dikemukakan untuk mempertahankan conflict of interest. Lalu bukankah ada JK, Wakil Presiden yg sudah makan asam garam dalam roda pemerintahan??
Atau JK hanya dianggap sebagai hiasan pelengkap Trias Politika??
Makanya,
Bukanlah hal yang berlebihan apabila masyarakat menyoroti, ketumpang tindihan kebijakan yg dikeluarkan.


Masyarakat bingung, apakah ia berbicara sebagai Calon Presiden atau Presiden. Karena sampai saat ini dia masih dibiayai oleh negara. Dari keringat rakyat.
Bukanlah hal yg berlebihan bila masyarakat luas curiga atas netralitas aparat negara dari pusat sampe daerah. Aroma abusing of power begitu kuat dan super.

Interpensi ke berbagai instansi begitu mudah dideteksi.
Lalu masihkah kita percaya bahwa pemilu ini akan jujur dan adil?
Begitu kuat rezim ini ingin tetap berkuasa, walaupun raport merah menampar wajah.
Berbagai kegagalan harus ditelan dan dipertanggung jawabkan.

Hehehe, kadang lucu juga, saat pemuja Jokowi berkoar koar : Hanya Koruptor yang tidak mau Jokowi jadi Presiden'
In fact, para koruptor berada disekeliling Jokowi. Kita istilah kan saja, Srigala Disarang Penyamun.

Kalau rezim Jokowi tidak haus akan kekuasaan, seharusnya mereka akan membiarkan pesta demokrasi berjalan dengan meriah dan cantik, tidak perlu panik.

Kalian bayangkan, disaat anak anak SMA berarak mengkampanyekan jokowi, kita hanya melihat dan mensikapi ala kadarnya.
Namun, begitu ada anak anak SD ( anak eSDe ciiing..) disinyalir menyanyikan lagu buat Prabowo Sandi, pihak penguasa langsung blingsatan, ingin investigasi.
Belum lagi kasus para kepala daerah. Tambah parah.

Lihat sejumlah penolakan, penghadangan terhadap agenda kampanye Prabowo - Sandi. Hal itu semakin menunjukan begitu takutnya rezim Jokowi kehilangan kekuasaan .

Padahal aturan jelas tentang Hak Capres dan cawapres dalam melakukan kampanyenya.

Sampai disini sudah jelas siapa sebenarnya yang takut kalah dan haus akan kekuasaan ? ?
Apa harus ditambah dengan kasus DPT siluman yang jumlahnya puluhan juta?
Atau harus kita bahas soal TKA yg tetiba terdaftar dan punya Hak pilih?
Atau kalian mau bilang masih kesalahan dan ketidak sengajaan.

Atau itu sebabnya mak Banteng pernah berkoar : kami tidak butuh suara umat Islam!..
Karena sudah punya cadangan suara.
Dan kalian umat Islam yg masih saja menghamba pada penguasa ( ingat Jokowi petugas partai PDIP).

Apakah kalian sudah begitu tidak punya harga diri? Setelah dengan jelas mereka bilang : KAMI TIDAK BUTUH SUARA ORANG ISLAM. .
tapi kalian masih saja mau dihinakan? Kalian sudah tidak Dibutuhkan lagi.
Move on saja.

Ayo Pulanglah Bulan Depan.
Akan kami sambut dengan lembut,
Dengan tangan terentang dan senyum mengembang.
Kalau rezim ini tidak butuh Suaramu lagi. Tapi kami masih mencintaimu dan mengharapmu untuk kembali menjadi kamu yang pintar dan berakal sehat.
Pulanglah Bulan Depan,
Kita sambut bersama kemenangan dalam kedamaian.

Apakah kamu tidak rindu masa masa yg dulu, saat kita jalan bersama, tanpa harus berfikir siapa yg bikin jalan atau trotoar.
Apakah engkau tidak rindu. Masuk mesjid tanpa harus melihat daftar, ini mesjid radikal atau bukan.

Pulanglah Bulan Depan
Tinggalkan semua pendusta
Karena kamu lebih baik dari itu. Kamu tidak layak untuk dihinakan dengan kata: kami tidak butuh suara orang Islam. 

Mereka tidak butuh kamu lagi, kamu sudah disuruh pergi. Masa kamu tidak mengerti.
Pulanglah Bulan Depan
Bersama nurani dan rasa kebangsaan.
Aku menantimu Pulang Bulan Depan.
Dan kita bersama akan melepas dia Pulang Bulan Depan ketempat asal.
Agar dia tidak lagi jadi seorang pembual.
In Shaa Allah,
Bulan Depan Indonesia akan optimis lagi tentang masa depan, tidak lagi berada dibawah bayang bayang Bangsa lain.
#INAelectionObserverSOS

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 comments:

Post a Comment

 
Top